Anginpun enggan menyapamu
Di puncak tiang diam membisu
Menanti uluran tangan menjamahmu
Sejuta kisah tentang dirimu
Tak jua bangunkan anak bangsamu
Seribu duka tentang kisahmu
Tak jua sadarkan anak negerimu
Lusuh Merah Putihku menanti waktu
Lelah Merah Putihku menanti uluran tanganmu
Kemana anak negeri ini telah pergi
Lupakan sejarah tenggelam dalam mimpi
Tetes air mata serasa tak sentuh hati lagi
Ceceran darah serasa tak berarti lagi
Berjuta jiwa menyabung nyawa untukmu negeri
Bertumpuk harta tak terganti
Masihkah engkau tidur dalam kepalsuanmu
Masihkah engkau sembunyi dibalik topengmu
Atau kan kau bawa bara untuk negerimu
Terbakar hingga tersisa lengas untukmu
Wahai anak negeri..
Singsingkan lengan tinggalkan mimpi
Sadarkan diri tinggalkan korupsi
Bangkit menyatu membangun negeri
Lusuh Merah Putihku menanti waktu
Lelah Merah Putihku menanti uluran tanganmu
Kemana anak negeri ini telah pergi
Lupakan sejarah tenggelam dalam mimpi
Tetes air mata serasa tak sentuh hati lagi
Ceceran darah serasa tak berarti lagi
Berjuta jiwa menyabung nyawa untukmu negeri
Bertumpuk harta tak terganti
Masihkah engkau tidur dalam kepalsuanmu
Masihkah engkau sembunyi dibalik topengmu
Atau kan kau bawa bara untuk negerimu
Terbakar hingga tersisa lengas untukmu
Wahai anak negeri..
Singsingkan lengan tinggalkan mimpi
Sadarkan diri tinggalkan korupsi
Bangkit menyatu membangun negeri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar